Pembayaran Fidyah Puasa
أمّا الفديةُ: فالكلامُ في وجوبها الوجوبُ، لقولهِ تعالی: وَعَلَی الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِديَةٌ طَعَامُ مِسكِينٍ. البقرة ١٨٤، والفدية…… مدٌّ من الطعامِ من غالبِ قُوتِ البلدِ عن كلِّ يومٍ عند الجمهورِ، بقدرِ ما فاتهُ من الأيامِ
Kewajiban fidyah berdasarkan firman Allah Swt, “Dan atas orang-orang yang berat menjalankannya (membayar) fidyah (memberi) makan orang-orang miskin.” QS Al Baqarah: 184.
Adapun besarannya menurut Jumhur Ulama ialah 1 mud dari makanan pokok suatu Negara dari setiap harinya (keterangan sebelumnya: 675 gram/ 6,75 ons).
Sebab-Sebab Pembayaran Fidyah
1. الشيخ الكبير والعجوز
Lelaki atau perempuan tua renta, sekiranya dipaksakan berpuasa akan membahayakan dirinya (مشقة). Keduanya boleh berbuka dan memberi makan orang miskin, dengan membayar fidyah 1 mud setiap harinya.
2. المريض الذي لا يرجی برؤه
Orang sakit yang tidak ada harapan sembuh wajib membayar fidyah dari puasa yang ditinggalkan karena tidak ada kewajiban puasa baginya (Jika ada harapan sembuh maka tidak harus membayar fidyah namun harus mengqada’nya).
3. الحامل والمرضع
Orang mengandung dan menyusui jika dihawatirkan membahayakan kedua anaknya, keduanya boleh berbuka, membayar fidyah dan mengqada’. Jika membahayakan terhadap diri keduanya maka boleh berbuka dan mengqada’ dan tidak harus membayar fidyah.
4. من فرط في قضاء رمضان فأخره حتی جاء رمضان أخر
Orng yang lalai dalam mengqada’ puasa Ramadhan, mengakhirkannya sampai datang bulan Ramadhan sesudahnya maka wajib membayar fidyah dan mengqada’.
مراجع: الفقه الإسلامي وأدلته، ج ٢، ص ٦٠٤-٦٠٦
Sementara orang yang meninggal dan punya tanggungan puasa bisa dilihat di postingan sebelumnya.
Foto: Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz, Selangor, Malaysia.