Tarhib 1
قال الله تعالی: يَأَيُّهَا الَّذِّينَ ءَامَنُو كُتِبَ عَلَيكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَی الَّذِينَ مِن قَبلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقُونَ البقرة :١٨٤
يَعنِي: يَأَيُّهَا الذين صَدَقُوا بِاللهِ ورسولهِ فُرِضَ عليكم صِيامُ رمضانَ، كَما فُرِضَ علی الذين مِن قبلكم مِن الاُمَمِ، لعلكم تَبتعِدون بِصيامِهِ عنِ المَعاصِي، وتَجتنِبون المُخالَفاتِ، لِأنه يكسرُ الشهوةَ التي هي مَبدَأُ ذلِك. وَنَادَاهم بِوَصفِ الإيمانِ، إلزامًا لهم بالعملِ بما فُرض عليهم حيثُ أمنوا
وبَيَّنَ أنَّه مفروضٌ علی مَن قبلَنا تسهيلًا علی النُّفوسِ وتمرينًا لَها، وتنبيهًا علی أنه سنّةُ اللهِ تعالَی التي جَرَت في عبادهِ مِن قبلُ، وَنَهيًا لنا عن تَحريفِ ما فُرض علينا بزيادةٍ أو نُقصانٍ كما حرَّفه مَن قبلنا
“Wahai orang-orang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
Yakni, hai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasulNya, telah diwajibkan puasa ramadhan sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian, agar kalian dengan berpuasa menjauhi maksiat, meninggalkan hal-hal yang menyalahi, sebab puasa dapat mengendalikan syahwat, di mana ia merupakan sumber segala kemaksiatan.
Poin-poin yang terkandung di dalamnya:
1. Allah memanggil dengan sifat keimanan “hai orang beriman” sebagai ketetapan bagi mereka untuk melaksanakan kewajiban sebagai orang beriman.
2. Allah menerangkan bahwa ibadah puasa diwajibkan atas umat-umat sebelumnya untuk mempermudah dan melatih jiwa, mengingatkan bahwa puasa merupakan sunnatullah yang berlaku sbelumnya, dan larangan untuk merubah sesuatu yang telah diwajibkan baik dengan menambah atau mengurangi sebagaimana telah dirubah orang-orang sebelumnya.
Diterjemahkan dari kitab:
Fathul Qariibil Mujiib ‘alaa Tahdziibit Targhiib wat Tarhiib, Sayyid Alawi Abbas Al Maliki, 143