Keberkahan Sahur
وعن أَنَسٍ رضي اللهُ عنه قال: قال رسولُ اللهِ صلی الله عليه وسلم: (تَسَحَّروا، فإنَّ في السَّحورِ بَرَكَةً) متفقٌ عليه، ورواه أحمدُ، والتِّرمِذيُّ، والنَّسائيُّ، وابنُ ماجَه
قوله: تسحّروا….. السَّحورُ سُنَّةٌ، ومعنَاهُ ألأكلُ وقتَ السَّحَرِ قُبَيلَ الفجرِ مِن مأكولٍ أومَشروبٍ ولو جُرعةً مِن ماءٍ، وهو غَداءٌ مُبارَكٌ، فلا يَنبغي تركُه في وقتٍ تتنزَّلُ فيهِ الرَّحمةُ ويُستَجابُ فيهِ الدُّعاءُ فلا تَنبغي الغَفلةُ فيهِ. وهو يُقوّي الصائِمَ علی الصَّومِ ويَزيدُه صِحَّةً وَنَشاطًا ويَجعلُهُ يُعمّرُ أوقاتَهُ بالطاعةِ ويَتأَهَّبُ لِلفجرِ، وهذا معنی كونِهِ مباركًا. فهو بركةٌ أعطانا اللهُ تعالی إيّاها، فلا يَنبغي أن نَدعَها لِمنافعِها الجسميّةِ والرُّوحيَّةِ
Dari Anas Ra. berkata, Rasulullah bersabda, “Sahurlah kalian, sesungguhnya dalam sahur terdapat berkah,” Muttafaq ‘Alaih, HR Ahmad, HR Tirmidzi, HR Nasai, HR Ibnu Majah.
Bersahur merupakan pekerjaan sunnah, yaitu makan di waktu sahur sebelum fajar baik merupakan makanan, minuman walaupun hanya seteguk air. Sahur merupakan makanan pagi yang diberkahi, tidak seharusnya ditinggalkan karena berada di waktu turunnya rahmat Allah dan terkabulnya do’a, maka hendaklah tidak melupakannya.
Sahur juga menguatkan bagi orang yang berpuasa menjalankan ibadah puasanya, menambah kesehatan dan kesemangatan, memperpanjang waktunya untuk melaksanakan ketaatan dan bersiap diri menghadapi fajar, demikian maksud dari keberkahannya.
Makan sahur merupakan keberkahan yang diberikan Allah kepada kita, hendaklah diri kita tidak meninggalkannya mengingat manfaatnya dari segi jasmani dan ruhani (spritualitas).
Fathul Qariibil Mujib, Sayyid Alawi Bin Abbas Al Maliki, 149
Jika makannya jam 11 mlam tp diniat kan sahur apakah juga bisa dikatan sahur dan mendapatkan keberkahan jugak mengingat kalo makan saat jam 3 pag mengingat saat jam 3 pagi susah untuk bangun tidur, sekin pertanyyan dari kami
Makruh menyegerakan sahur, walaupun cuma air minum