Sumbersari.net- Yaman yang belakangan ini banyak diperbincangkan tidak hanya dikenal sebagai Negeri Keturunan Rasulullah, Negeri Seribu Wali dengan ikon Tarimnya, atau kelompok Houthinya yang membuat pusing Amerika di Laut Merahnya. Yaman juga merupakan Negeri para Nabi, Nabi Hud As yang lahir dan wafat, di mana makamnya berada di sebuah lembah yang dikenal dengan syi’ib Hud yang berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Tarim dengan jarak tempuh perjalanan tanpa hambatan kira-kira 1 jam 30 menit.
Perbincangan seputar nasab akhir-akhir ini membawa berkah dan hikmah tersendiri, membuat banyak orang ingin tahu lebih intim seputar negeri yang terletak di Jazirah Arab tersebut. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Yaman menjadi salah satu tujuan rihlah keilmuan para pelajar Indonesia di Timur Tengah di antara pilihan lainnya.
Sejarah Nabi Hud
Dalam kitab Qashosul Anbiya’ karya Syech Dr. Hisyam Al-Kamil Hamid Al-Azhari disebutkan bahwa nama Hud disebutkan dalam Al-Qur’an sebanyak sembilan kali. Nabi Hud As diutus ke kaum ‘Ad yang tinggal di Al-Ahqaf, daerah gunung pasir di antara Oman dan Hadramaut Yaman. Penduduk ‘Ad mendiami istana-istana yang besar, menyembah berhala sesudah Nabi Nuh As. Allah berfiman:
وَإلَی عَادٍ أَخَاهُم هُودًا، قَالَ يٰقَومِ اعبُدُوا اللهَ مَالَكُم مِن إلٰهٍ غَيرُهُ، إِن أنتُم إلّا مُفتَرُونَ
“Dan kepada ‘Ad (kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata: wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Kamu hanya mengada-ada.” (QS. Hud: 50)
Kaum ‘Ad dikenal dengan kekuatan fisiknya, mempunyai sumber daya manusia yang handal, pandai dan ahli dalam arsitektur pembangunan yang tidak dimiliki oleh manusia sebelumnya. Allah Swt menggambarkan kelihaian kaum ‘Ad:
ألَم تَرَ كَيفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ، إِرَمَ ذَاتِ العِمَادِ، التِّي لَم يُخلَقْ مِثلُهَا فِي البِلَادِ
“Tidakkah engkau (Muhamad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad. (Yaitu) penduduk Iram (Ibu Kota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum pernah dibangun seperti itu di negri-negeri yang lain.” (QS. Alfajr: 6-8)
Akrab: Mas Achmad Sa’dulloh Abdul Alim (Sidogiri) dan Lora Abbas Muhamad Rofii Baidhowi (Banyuanyar) pada ziarah makam Nabi Hud As
Kehancuran Kaum Hud
Di antara sebab kehancuran kaum ‘Ad disebabkan mereka menyembah berhala, sombong dan kufur pada nikmat Allah karena kekuatan fisik dan keahliannya dalam pencapaian pembangunan, meremehkan Nabinya, dan inkar pada hari kehidupan sesudah kematian. Dengan kekufurannya tersebut, Allah Swt memberikan adzab yang setimpal.
فَأَرسَلنَا عَلَيهِم رِيحًا صَرصَرًا فِي أيَّامٍ نَّحِسَاتٍ لِنُذِيقَهُم عَذَابَ الخِزيِ في الحَيوٰةِ الدُنيَا وَلَعذَابُ الأَخِرةِ أَخزَی وَهُم لَا يُنصَرُون
“Maka Kami meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka siksaan yang menghinakan di dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksa akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.” (QS. Fusshilat: 16)
Muhamad, pelajar di Ma’had Lisanul Umm, Tarim, Hadramaut Yaman, kontributor sumbersari.net