Puasa Bagaikan Saklar Cahaya

Puasa Menghidupkan Hati Dan Pikiran

والصومُ يعلِّم الأمانةَ ومراقبةَ اللهِ تعالی في السرِّ والعَلنِ، إذ لا رقيبَ علی الصائمِ في امتناعِه عنِ الطيباتِ إلا الله وحدَه

والصومُ يقوي الإرادةَ ويَشحَذ العزيمةَ، ويعلِّم الصبرَ ويساعدُ علی صفاءِ الذهنِ، واتقادِ الفكرِ، وإلهامِ الأٓراء الثاقبةِ إذا تخطَّی الصائمُ مرحلةَ الإسترخاءِ، وتناسَی ما قد يطرأُ له من عوارضِ الإرتخاءِ والفُتورِ أحيانًا

قال لقمانُ لابنهِ: يابُنيّ، إذا امتلأتِ المعِدةُ نامتِ الفكرةُ، وخرِستِ الحكمةُ، وقعدتِ الأعضاءُ عن العبادةِ

Puasa mengajark anamanah (kejujuran) dan pengawasan Allah baik di waktu senggang dan terang, karena tidak ada yang bisa mengawasi orang puasa dari mencegah dari hal-hal baik kecuali Allah semata.

Puasa menguatkan kemauan, mempertajam keinginan, mengajarkan kesabaran, membantu menjernihkan hati, bercahayanya pikiran, mengilhamkan kecemerlangan pendapat ketika seseorang yang berpuasa melangkah ke tingkatan pelepasan, dan melupakan apa yang akan terjadi dari hambatan kelemahan dan kelesuan di suatu waktu.

Lukman berkata kepada putranya, “Jika perut telah kenyang maka pikiran menjadi tidur (mati), hikmah menjadi bisu (terdiam), anggota-anggota menjadi duduk (enggang) untuk melaksanakan ibadah.

Al Fiqhul Islami Wa Adillatuhu, Wahbah Azzuhaili, Juz 2, 500

Foto: Masjid Raya Al Jabbar, Bandung, Jabar

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *