Sumbersari.net- Kedatangan Syaikhul Al-Azhar Ahmed Tayyeb ke Indonesia (8-11/7/24) sehabis lawatan panjangnya ke Malaysia dan Thailand memberi kesan mendalam, dukungan moral, dan pesan kedamaian.
Fatwa dan nasehatnya yang sejuk, damai dan menentramkan ditunggu-tunggu oleh jutaan umat Islam Indonesia yang sedang dahaga akan asupan ilmu agama, terbelah dan terpolarisasi pada perbedaan yang tidak seharusnya.
Hubungan umat Islam dengan Al-Azhar tidak hanya hubungan biasa, di sana terhadap ikatan keagamaan, keilmuan, hati dan spritual yang panjang. Hubungan lahir dan batin tersebut terjalan dari masa ke masa, dari generasi ke generasi, tergambarkan dengan kuat dan mulia. Dalam kitab Almanahij Al-Azhariyah disebutkan:
يقولُ الأستاذ حسن الزيّات (ت ١٣٨٨ ه) مصوّرًا العلاقةَ بين علماء الأزهرِ في زمانِه والجماهيرِ المسلمةِ: وكانت صلتُهم بالأمةِ صلةً روحيةً؛ يجلونَ صدأَ القلوبِ بالذِّكرِ، ويكفكفون سفهَ الجوارحِ بالموعظةِ، ويشفونَ غِلَّ الجوارحِ بالمؤاخاةِ، فكانوا لذلك موضعَ الإجلالِ أنّی حَلُّوا
Syekh Hasan Azzayyat menggambarkan ikatan suci keduanya, “Hubungan ulama Al-Azhar dengan umat merupakan hubungan ruhiyah, mereka membersihkan kekaratan hati dengan zikir, menghentikan kebodohan dengan nasehat, menyembuhkan luka tubuh dengan persahabatan, hal yang menempatkannya di posisi terhormat.”
Ulama-ulama Al-Azhar banyak menjadi idola dan guru masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebut saja sebelum Syekh Ahmed Tayyeb, Grand Syekh Muhamad Sayyid Thanthawi, Syekh Ali Jumah, Syekh Muhamad Said Ramadhan Al-Buthi, Syekh Muhamad Mutawalli As-Sya’rawi, Syekh Hasan Al-Banna, Syekh Muhammad Abduh, Syekh Wahbah Az-Zuhaili, Sayyid Sabiq, Syekh Ibrahim Al-Bajuri, Ibnu Hajar Al-Haitami, Ibnu Hajar Al-Asqalani, dan ribuan lainnya.
Hanya saja kegiatan Grand Syekh di Indonesia terikat aturan protokoler pemerintah yang ketat sehingga tidak bisa diakses masyarakat luas. Seharusnya lokasi kegiatan ditempatkan di tempat-tempat strategis semisal masjid raya, stadion yang bisa diikuti masyarakat secara langsung. Tidak terkesan milik ormas dan lembaga pendidikan representasi kelompok tertentu.