Catatan Dari Lawatan Grand Syekh Al-Azhar (3 dari 6)

Sumbersari.net- Hubungan umat Islam dengan Nabinya -yang telah mengeluarkannya dari jurang kegelapan menuju titian cahaya ilmu, dari himpitan kebiadaban dan kekejaman menuju luasnya kasih sayang- sangat terjalin dengan erat, tidak pernah lekang oleh lajunya waktu.

إرتباطٌ وثيقٌ لَا تزيدهُ الأيامُ إلّا رسوخًا وثباتًا

Adalah hubungan yang kokoh, tidaklah waktu berjalan kecuali semakin kuat dan tetap mengakar.”

Penegasan tersebut disampaikan Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed Tayyeb dalam orasi ilmiahnya di masjdi ramah lingkungan At-Tanwir, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta (11/7/24). Organisasi Masyarakat (Ormas) Muhammadiyah merupakan Ormas kedua sesudah Nahdhatul Ulama yang mendapatkan kesempatan dari lawatan Grand Syekh.

Kelompok Qur’aniyyin

Grand Syekh mengingatkan akan adanya slogan lama yang diperbaharui kembali yang meragukan keotentikan sunnah Nabi (hadist), perawiaanya yang datang dari sahabat, tabi’in dan sesudahnya. Mereka meninggalkan sunnah (hadist) baik secara global mampun terperinci sebagai suatu syariah dan hukum, dan hanya mau berpegang teguh pada hukum Al-Qur’an semata.

Memisahkan Al-Qur’an dari sunnah sama dengan menempatkannya pada hembusan angin, mempermainkan ayat-ayat, hukum dan juga syariatnya.

سلخُ القرانِ الكريمِ عنِ السنةِ يضعه في مهبّ الريحِ

TGB Zainul Majdi, Ketua Organisasi Internasional Al-Azhar (OIAA) mengikuti acara

Menurut Grand Syekh, di dalam Al-Qur’an tidak ada satu ayatpun yang menjelaskan tentang bagaimana seseorang sholat, tata cara di dalamnya, hitungan rakaat dan sujudnya. Keterangan dan penjelasannya hanya dapat ditemukan dari sunnah sebagai sumber primer kedua di dalam Islam, mengingat banyak syariat yang disebutkan secara global (mujmal) dalam Al-Qur’an, sementara perinciaannya terdapat dalam hadist.

Kelompok yang menjahui sunnah dan mencukupkan diri pada Al-Qur’an tersebut bukan semakin dekat dengannya tetapi semakin bertambah jauh, sebab mereka inkar tidak mengikuti apa yang diwajibkan Allah di dalam Al-Qur’an untuk mengikuti sunnah Nabi dan jalan orang-orang mukmin. Dan sunnah akan terpelihara dengan dipeliharanya Al-Qur’an itu sendiri.

بعضُ منكري السنةِ يسمّون أنفسَهم “قرأٓنيين” وهم أبعد الناسِ عن القرأنِ

Sebagian penginkar sunnah yang menamakan dirinya Qur’aniyyin, mereka paling jauhnya manusia dari Al-Qur’an.”

Pada sesi kesempatan tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nasir, M.Si memberikan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) kepada Grand Syekh Ahmed Tayyeb. Seperti diketahui bahwa Ormas Muhammadiyah baru-baru ini meluncurkan kalender tunggal untuk menyatukan sistem penjadwalan waktu umat Islam di seluruh dunia, utamanya pada momen tertentu (Ramadhan, Syawal, Zulhijjah).

*Sumbersari.net

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *